Secara umum, durasi pendarahan setelah aborsi bervariasi antara 1 hingga 3 minggu. Namun, ada beberapa perbedaan berdasarkan metode aborsi:
- Aborsi dengan Vakum Aspirasi (Manual Vacuum Aspiration / MVA)
- Pendarahan biasanya berlangsung 3-4 hari.
- Pada hari pertama, darah keluar cukup banyak, mirip dengan menstruasi hari pertama.
- Setelah itu jumlah darah berangsur berkurang dan berubah menjadi bercak ringan.
- Aborsi dengan Kuretase (D&C / Dilatasi dan Kuretase)
- Pendarahan bisa berlangsung 3–7 hari.
- Pada sebagian pasien, pendarahan lebih sedikit dibandingkan metode lain, tetapi rasa kram perut bisa lebih kuat.
Jadi, secara rata-rata pendarahan akan berhenti dalam waktu 2 minggu, meski ada juga yang berlangsung sedikit lebih lama.
Faktor yang Memengaruhi Lamanya Pendarahan
Tidak semua pasien mengalami durasi pendarahan yang sama. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, antara lain:
- Usia kehamilan saat aborsi
- Semakin tua usia kehamilan, semakin banyak jaringan yang harus dikeluarkan, sehingga pendarahan bisa lebih lama.
- Metode aborsi yang digunakan
- Aborsi dengan obat cenderung menyebabkan pendarahan lebih lama dibandingkan metode vakum aspirasi.
- Kondisi kesehatan pasien
- Pasien dengan anemia, gangguan pembekuan darah, atau masalah rahim tertentu bisa mengalami pendarahan lebih lama.
- Perawatan setelah aborsi
- Aktivitas yang terlalu berat, tidak menjaga kebersihan, atau tidak mengikuti anjuran dokter bisa memperpanjang proses penyembuhan.
Tanda Pendarahan yang Normal
Agar tidak panik, penting untuk mengenali tanda pendarahan yang masih dianggap normal setelah aborsi:
- Darah keluar cukup banyak pada 2–3 hari pertama, lalu berangsur berkurang.
- Warna darah awalnya merah terang, kemudian menjadi cokelat atau merah muda.
- Terdapat sedikit gumpalan darah, tetapi jumlahnya tidak banyak.
- Bercak darah bisa muncul hingga 2 minggu setelah pendarahan utama berhenti.
Jika pendarahan sesuai dengan tanda di atas, biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tanda Pendarahan yang Tidak Normal
Meski pendarahan adalah hal normal, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai. Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami:
- Pendarahan sangat banyak (harus mengganti pembalut setiap 1–2 jam).
- Darah keluar terus-menerus lebih dari 3 minggu.
- Bau darah tidak sedap atau disertai cairan berwarna kuning/hijau.
- Demam tinggi atau menggigil.
- Nyeri perut hebat yang tidak berkurang dengan obat pereda nyeri.
Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya infeksi rahim, sisa jaringan yang tertinggal, atau komplikasi lain yang membutuhkan penanganan medis segera.
Tips Merawat Diri Setelah Aborsi
Agar pendarahan cepat berhenti dan tubuh pulih lebih cepat, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Istirahat cukup
- Hindari aktivitas berat minimal 1 minggu setelah prosedur.
- Berikan waktu pada tubuh untuk memulihkan energi.
- Jaga kebersihan
- Ganti pembalut secara teratur setiap 3–4 jam.
- Hindari penggunaan tampon karena bisa meningkatkan risiko infeksi.
- Hindari hubungan seksual sementara waktu
- Dokter biasanya menyarankan menunda hubungan intim selama minimal 2 minggu atau hingga pendarahan berhenti.
- Konsumsi makanan bergizi
- Perbanyak makanan tinggi zat besi (bayam, daging merah, kacang-kacangan) untuk mencegah anemia akibat kehilangan darah.
- Minum cukup air
- Asupan cairan penting untuk menjaga sirkulasi darah tetap baik.
- Kontrol ke dokter
- Lakukan pemeriksaan pasca aborsi sesuai jadwal agar kondisi rahim bisa dipantau.
Apakah Menstruasi Akan Kembali Normal?
Setelah pendarahan pasca aborsi berhenti, siklus menstruasi biasanya akan kembali dalam waktu 4–6 minggu. Namun, hal ini juga bergantung pada kondisi hormonal masing-masing individu.
Beberapa perempuan mungkin mengalami menstruasi lebih cepat, sementara yang lain baru datang bulan setelah 2 bulan. Jika setelah 8 minggu belum menstruasi, sebaiknya periksa ke dokter untuk memastikan kondisi rahim.
Kapan Harus ke Dokter?
Pendarahan pasca aborsi memang hal yang normal. Namun, jangan abaikan tanda-tanda bahaya. Segera hubungi tenaga medis jika mengalami:
- Pendarahan berlebihan yang tidak berkurang.
- Rasa sakit yang sangat mengganggu.
- Gejala infeksi seperti demam atau bau darah tidak sedap.
- Tidak ada tanda pendarahan sama sekali setelah aborsi dengan obat (kemungkinan aborsi tidak berhasil).
Kesimpulan
Pendarahan setelah aborsi adalah proses normal karena tubuh sedang membersihkan rahim. Durasi pendarahan biasanya berlangsung antara 1 hingga 3 minggu, tergantung pada metode aborsi, usia kehamilan, dan kondisi kesehatan pasien.
Sebagian besar pendarahan akan berhenti dalam 2 minggu. Namun, jika darah keluar sangat banyak, berlangsung lebih lama dari 3 minggu, atau disertai gejala tidak normal, segera periksakan diri ke dokter.
Perawatan diri yang baik, menjaga kebersihan, serta mengikuti anjuran dokter sangat penting untuk mempercepat pemulihan. Ingat, kesehatan Anda adalah prioritas utama.